Kamis, 21 Desember 2017

Proses Nunas Taru Pule

Pohon merupakan salah satu rantai kehidupan yang sangat penting. Karena pohon merupakan unsur yang menghasilkan oksigen yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Oleh sebab itu sudah sepatutnya Pohon itu harus dilestarikan, salah satunya pohon Pule yang sangat disucikan di Bali.

Pohon pule adalah pohon yg di sakralkan dan disucikan, karena kesuciannya pule sering digunakan sebagai bahan baku pembuatan: tapel tapakan (pelawatan) Ida batara, pratima dan termasuk pula tapel (topeng) para penari bali yg di tunas dari sang taru ,adapun beberapa alasan menyucikannya  antara lain karena pule adalah pohon yg dapat tumbuh besar,daunnya yg rindang menyaring udara tetap bersih ,dengan melepaskan oksigennya yg murni membuat mahluk d sekelilingnya bernafas dengan sehat serta umurnya yg panjang membuatnya pantas dijadikan sebagai Guru karena ia telah menyaksikan dan menyimpan banyak memori tentang kejadian dalam peradaban dan juga -sebagai husada(obat obatan) yg seyogyanya sangat bermanfaat bagi kita, pada saat kita mampu untuk berkomunikasi dengannya akan banyak ilmu yg kita dapat seperti apa yg tertulis dalam lontar sastra (taru pramana). 

Pada penggunaanya sebagai tapel di Bali, proses pengambilan kayu Pule tersebut tidaklah mudah seperti mencari kayu kayu lain pada umumnya. Hari suci haruslah dipilih dengan baik dalam proses pencarian kayu tersebut, biasanya kayu yang akan diambil adalah bagian Unteng (pusat dari kayu) dan hanya sebagian kayu sajalah yang diambil, yang artinya tidak harus menebang pohon sampai mati.
Proses pembuatan Tapel Pelawatan Ida Batara dimulai dengan proses piuning, dilanjutkan dengan proses Nunas (mencari kayu pule) dengan mencari hari baik. Proses pencarian Taru Pule pada proses pembuatan Pelawatan Ida Sesuhunan di Pura Dalem Tengaling Banjar Adat Tanggahan Tengah dilakukan proses nunas Taru di tempat sebuah tempat suci yaitu Pesucian Taman Swari Tanggahan Tengah. Proses Nunas Taru ini dilakukan pada hari Minggu 3 Desember 2017. Setelah proses nunas taru tersebut bagian taru yang ditunas yang dijadikan tapel pelawatan tersebut akan dibentuk menjadi tapel pelawatan sesuai yang sudah direncanakan. Setelah bentuk dasar sudah jadi maka akan dilanjutkan dengan proses perendaman.

Proses Perendaman ini dilakukan dengan menggunakan beberapa ramuan tradisional Bali. Proses ini dilakukan sepanjang 3 hari (1 Kliwon), proses ini dilakukan guna membuat Taru agar awet. Setelah 3 hari taru itu akan selesai diambil dan dilanjutkan proses pembentukan hingga proses pengecatan.