Selasa, 25 April 2017

Sejarah Calonarang Tanggahan Tengah


Sejarah Calonarang Tanggahan Tengah


Tahun 1970an diyakini sebagai cikal bakal lahirnya Tarian Calonarang di banjar Tanggahan Tengah yaitu dengan tanda ada pawisik dari tapakan ida  bhatara bahwa tapakan ida bhatara istri harus tedun mesolah napak pertiwi. Mantan bendesa adat Tanggahan Tengah saat itu menyebutkan “waktu itu jro mangku Pura Dalem lingsir meminta agar ida bethara istri harus tedun napak pertiwi, tanpa pikir panjang saya mengiakan pawisik itu dan saya sendiri yang akan ngayah sebagai Pandung (Patih Taskara Maguna)” kata I Nyoman Pudja, S.Sn, M.Ag (jro mangku Mau) yang saat itu sebagai bendesa adat Tanggahan Tengah. ”Lakon pertama kali tidaklah lengkap atau belum menceritakan kisah Calonarang, pertama kali hanya ditarikan oleh beberapa penari saja yang penting ida bhatara istri bisa tedun mesolah” I Nyoman Pudja melanjutkan ceritanya.

I Nyoman Pudja, S.Sn, M.Ag (Jro Mangku Mau)
Namun seiring dengan berjalannya waktu beliau trus berpikir bagaimana cara agar menampilkan sebuah cerita saat nedunang ida bhatara istri mesolah, sehingga digaraplah sebuah cerita Pencalonarangan oleh I Nyoman Pudja, begitu beliau sering dipanggil. “Namun masalah belum selesai sampai disana, karena walaupun ada lakon namun penari kita belum ada”, tutur I Nyoman Pudja, sehingga beliau memulai menggarap dan mencari penari yang dibutuhkan. Dikatakan saat itu sangat sulit mencari Penari sehinga ada beberapa orang yang sampai dipaksa untuk mau menari. Namun dari hasil pemaksaan itu lahirlah penari penari yang sukses dan berkualitas saat ini, dimana beberpa penari yang terkenal itu seperti, I Wayan Ranggya(Penari Mantri), Alm.Kak Darsa (Penari Penasar), Jro Mangku Alit (Nengah Artana) sering disebut Nengah Anggur (Penari Wijil), Jro Mangku Wayan Danti (Penari Condong), Jro Mangku I Nyoman Pudja (Sebagai Pandung/Patih Taskaramaguna) dan masih banyak yang tidak bisa disebutkan satu persatu.


Ni Wayan Danti (Mbok Mangku)
Kesuksesan mendirikan Calonarang di Desa Adat Tanggahan Tengah tidak lepas dari para pelatih yang tidak henti membagi ilmunya. Beberapa Pelatih/Guru saat itu adalah Ibu Candri sebagai pelaih tarian Sisya, Condong, Mantri didampingi Jro Mangku I Nyoman Pudja sebagai pelatih penasar, wijil, celuluk, rangde beserta tarian lainnya. Sedangkan dari sisi Penabuh dilatih oleh seorang maestro terkenal namanya sering terdengar dengan nama Bape Jebeg dan I Nyoman Mustika maestro asli Tanggahan Tengah. Pada masa jayanya Calonarang Tanggahan Tengah sering pentas didaerah Bangli, Gianyar dan Klungkung dan beberapa kali di Pesta Kesenian Bali. Begitu penjelasan yang disebutkan oleh Jro Mangku I Nyoman Pudja selaku mantan Bendesa Adat dan sekaligus pendiri Calonarang di Banjar Tanggahan Tengah.


I Wayan Ranggia



Jika terdapat kesalahan penyebutan nama ataupun cerita penulis tidak lupa mohon maaf sebesar besarnya.


ttd


Admin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar